Wednesday, June 15, 2011

Gede Trip 10-12 jUni 2011

Life for Fun..
Saya naik gunung??boro-boro kepikiran..
Secara ga sengaja bawa twit seseorang tentang sunrise di Rinjani,lalu di hari yang sama 22 April 2011 emang niat berencana ketemu temen dan sampailah ke pembicaraan trip ke rinjani yang diadain sm temen kuliah kita dulu, rahma namanya..usut punya usut akhirnya sukses menghubungi rahma dan menyatakan kesediaan diri untuk ikut trip ke Rinjani. Rahma bilang sebelom ke Rinjani aku harus latihan dulu,dan sampailah pada ajakan untuk mendaki gunung Gede tanggal 10-12 Juni 2011. Percaya ga percaya,kaya mimpi..dulu sih pernah beberapa kali naik gunung, yang pertama waktu kelas 1 naek kelas 2 smp naek gunung salak, bawa carrier sendiri juga,tapi rame2 dan didampingi sama kakak-kakak pembina, berikutnya waktu SMA di Bukittinggi secara disana ga ada mall juga jadilah anak-anak Bukittinggi kalo main ya ke gunung biasanya kita ke gunung Merapi, perjalanan juga ga kemping, berangkat pagi target cuma sampe air terjun, makan siang sedikit main air dan pulang ke rumah masing-masing. Buat kami yang anak daerah perjalanan seperti itu menjadi sebuah hiburan yang menyenangkan, seidkit melepas penat,he2..
Lanjut ke cerita Gunung Gede, secara memulai semuanya dari awal lagi, ga ada perlengkapan sama sekali, tas, sleeping bag, raincoat, apalagi yang namanya victorinox, which is piso lipet serbaguna (gw juga baru tau kalo tuh piso banyak fungsinya), tiba-tiba seorang teman yang nge YM dan berbaik hati minjemin semua perlengkapan kempingnya, his name is trivan,dari mulai tas 28 l lengkap dengan cover bag, matras, piso victorinox, sleeping bag, raincoat, aku rasa itu udah cukup untuk melengkapai perlengkapan pribadi yang harus dibawa. Dan sampailah siang itu 10 Juni 2011, deg degan asli,apakah akan baik-baik saja disana??secara ya kena angin aja bisa sakit, apalagi harus menghadapi udara dingin yang menusuk..
Finally, rencana sudah matang, tinggal membulatkan tekad,ya tekad..
Perjalanan berpangkal di terminal kampung rambutan, ketemu temen-temen disana, temen??satu-satunya orang yg aku kenal disana cuma rahma, dan pasang jurus sok akrab bertemulah dengan bang david(pacarnya rahma ternyata), petrik, awenk, arif, minar dan mas cahyo..ga secepat itu bisa hafal semua nama mereka, yang penting nimbrung sok akrab. Nunggu sekitar 1 jam akhirnya jam 10 malem kita mulai naek bis, surprise,ko bisanya gini??pengen turun rasanya..ga ada acnya, banyak asep rokok, dan isinya mas - mas..tapi jadi inget ini kan anak pencinta alam, wajarlaah..bener2 perlu waktu untuk menyesuaikan diri, ga bisa juga ngeluh depan mereka, tengsin kaliiii..yang seru dari perjalanan ini ketemu temen - temen baru dengan latar belakang berbeda, rahma temen kulah yang sekarang jadi karyawan di sebuah perusahaan kontraktor, arief kalo makhluk yang satu ini ga tau pasti kegiatannya apa, ga mau cerita dia, petrik mahasiswa UNJ semester 2 jurusan teknik elektro, bang david kalo bang david juga ga tau pasti kegiatannya apa, awenk chef assistent di kempinski hotel, minar mahasiswi FKG moestopo, cahyo karyawan chevron, dan ternyata minar juga pemula di dunia pendakian gunung, bersyukurlah ada temen..
sampai di cipanas sekitar pukul 01.00 dini hari. Mulai serem,cuaca dingin, sampai di kaki gunung putri bang david mancari tempat peristirahatan buat kita yang bisa disebut lapak (istilah baru buatku), kirain bentuknya lapak itu kaya tempat penginanpan,ternyata eh ternyata teras rumah orang, another surprise..masya Allah..begini amat..belajar hidup prihatin banget, tapi akhirnya ada seorang ibu yang mempersilahkan kami untuk beristirahat dirumahnya,alhamdulillah bisa bersih - besih dan sedikit tidur,tidur??buat yang lain bisa tidur,mereka benar-benar sudah terbiasa tidur dimana saja..kedadaan yang begitu dingin membuat mataku terjaga sampai pagi. Perjalanan dimulai pukul 06.00 pagi tanggal 11 JUni 2011, tiba di pos 1 ternyata ada yang namanya lapor dulu, berapa orang yang akan naik dan periksa barang bawaan, ga boleh bawa odol dan sabun karena dikhawatirkan akan mencemari lingkungan, tapi tetep bawa, diumpetin :D.
Perjalananpun dilanjutkan, melewati jalan setapak dengan pemandangan yang luar biasa, gunung membentang dihadapan, langit biru cerah, dan kebun yang ditanami daun bawang dan macam - macam sayuran, penduduknya pun ramah, kamipun bertegur sapa dengan penduduk yang sedang berkebun (ko berkebun ya, mungkin lebih cocok dengan kata bertani). Setengah jam berjalan kami memutuskan untuk beristirahat untuk sekedar duduk dan mengisi perut dengan roti, susu atau teh. Selanjutnya adalah perjalanan panjang, dengan trek mendaki..yaaaak itulah kenapa kita beristirahat sebelumnya. Surprised bangeeeet.. Setelah pemandangan indah, langit cerah, dan penduduk yang ramah saatnya berhadapan dengan alam yang sesunggunhnya..jeng jeng...Lokasi dihadapan berubah drastis 180 derajat, jalan yang dilalui tidak lagi datar tapi nenjak dengan kemiringan sekitar 60 derajat , oh maaak, kalo kaya gini beban bukan hanya ditahan badan tapi kaki juga teriak, pemandangan yang indah berganti dengan pohon - pohon tinggi yang mataharipun malu-malu untuk menyusup, cuaca berubah perlahan hangatnya mentari memudar, berganti dengan angin dingin yang sayup sayup menusuk tulang..lengkap sudah. Perjalanan panjang, dengan cuaca yang dingin. Pilihannya adalah tidak ada pilihan untuk lelah dan berlama - lama beristirahat karena terlalu lama berdiam diri akan menyebabkan badan kedinginan. Teruslah berjalan perlahan meski letih mendera. Tidak sesuram itu kok, ditengah perjalanan ada beberapa pos yang dilewati, dan kami bisa beristirahat sebentar, bisa foto2 dan makan coklat, selain itu juga bertemu dengan teman-teman pendakian lain, foto bareng dan bertegur sapa. Indah ya..rasa kebersamaan dan toleransi yang muncul walaupun sama sekali ga kenal.AKhirnya sampailah pada pos 1, senangnyaaaaa..Di pos 1 ketemu banyak pendaki lain, ada yang 1 tim 20 orang, kebayang deh ramenya..naek gunung apa mau bedol desa..Sampai di pos 1 sekitar pukul 12.00 WIB disni ada kesempatan untuk beristirahat lebih lama, bobo siang, makan gorengan, makan kacang, tapi ga makan nasi...Ya Allah,, lapeer..Tapi ga enak mau teriak laper,hehehehe. Lapernya ditahan aja kalo gitu. Ngobrol - ngobrol anya unyu ketewa ketiwi selesai sudah, saatnya kemon, lanjut perjalanan lagi. Siang berangkat!! 5 langkah..ngos ngosan.. kemiringan bukan lagi 60 derajat lebih curam bisa sekitar 50 -55 derajat, vegetasi mulai terlihat, pijakan bertumpu pada akar dan batu besar,ealah ini kan naek gunung bukan rock climbing. Masih sok kuat, padahal mau pingsan, secara semaleman ga tidur dan belom makan siang. Ga mungkin pulang kan, ga mungkin turun, ga mungkin. Melangkahlah perlahan, tambahlah kesabaran, kalahkan diri sendiri, pikirkanlah kehidupan, tarik nafas panjang dan kembali melangkah pelan. Jam 2.45 pm, ga kuaaaaat, lapeeer, ngantuk..tiba-tiba ada suara bapak-bapak "nasi uduk, nasi uduk", wew, diatas gunung, ditengah hutan ada yang jualan nasi uduk, tepok tepok muka, ga mimpi ko, beneran ga mimpi, truly penjual nasi uduk. Bagai ketemu pangeran berkuda putih, akupun memanggil dengan suara yang amat manis, sukse 1 bungkus nasi uduk, gorengan, cabe rawit, pindah ke dalem perut.Nasi uduk paling enak sejagad raya..luar binasa sodara-sodara. Kadang enaknya makanan ga ditentukan seberapa mahal harganya, tapi ketika kita makan dalam keadaan laper dan ga ada yg bisa dimakan, alhamdulillah, kan diajarin bersyukur lagi sama Allah. Iyaaak,semangat lagi, malu donk udah makan nasi uduk masa lemes, jam 5 pm, seorang teman berkata "lia jangan nangia ya, tutup matanya", dalam hati "iiih apaan sih lebay deh" tetap enggan nutup mata, yaiyalaah, bisa nabrak donk kalo tutup mata.Dan ternyata, Subhanallah, begini toh Surya Kencana, Padang rumput yang kekuningan luas, edelweis tumbuh mekar, kabut putih dan hamparan bukit menuju puncak, ga berhenti ngucap subhanallah, indah sekali, indah sekali..rasanya perjalanan panjang dan lelah yang terasa terbayar lunas, langsung pake cap lunas, nas , nas..Langsung sesi foto-foto. Jeprat - jepret dan saatnya nyari lokasi kemping. Eyaampun, kirain mah deket yah lokasi kempingnya, ternyata msti jalan lagi, hihihihi, sampe trauma gitu sama jalan kaki. Tempat kemping pun ditetapkan, rencananya deket air tapi ternyata tim bedol desa itu sudah menempati lokasi tersebut duluan, tapi gapapa, kita nyari lokasi lain yang berhadapan sama tim bedol desa. Sorepun beranjanjak menyambut senja, rencananya mau bantuin rahma masak, udah megang pisau, dan coba motong- motong tangan malah kaku, ga ga kuat, ga ga ga kuat, segera masuk ke dalem tenda kelonan sama sleepingbag dan dibangunin saat makan malam, horee, makan indomi yang rasa indomi ko jauh lebih enak dibandingan di jakarta ya.
Sehubungan dengan kondisi badan yang lelah letih lesu abis makan langsung tepar, beringsut masuk tenda, nyari sleeping bag masing-masing dan langsung satu..dua..tiga..zzzZZZZZzzzz..langsung ngorok semua sodara-sodara. Jam 2 pagi, tiba-tiba bangun, udara dingin sekali, kaki sampe ga berasa saking dinginnya, dan berguman dalam hati, ini malem ko rasanyan panjang amat ya, pagi ga dateng - dateng, perasaan udah tidur panjang.tik tok tik tok..akhirnya pagi pun datang, dengan sesekali bangun tidur bangun, jam 4an lebih, memutuskan untuk bangun, dan mataharipun muncul..yeaaaah..saatnya bangunin anak-anak..Surya Kencana pagi itu begitu dingin, angin berhembus kencang, ga kuaaat rasanya mau keluar jalan-jalan, padahal untuk yang pertama kali kesana pemandangan surya kencana indah banget, lapangan luas, hampara edelweis..indaaah banget..
Pagi beranjak, matahari mulai meninggi, aktivitas selanjutnya adalah memasak untuk sarapan, beres-beres, lipet tenda, ganti baju, dandan, packing dan berangkat menuju puncak. Perjalanan dari surya kencana ke puncak Gede memakan waktu kurang lebih 1 jam (untuk cowo yang jalan normal) sedangkan cewek cewek manis cukup dengan waktu 2 jam, gimana mau ga dua jam 15 menit sekali minta berhenti, kehausan. Padahal teorinya kalo haus ga boleh minum banyak - banyak karena perut jadi kembung nah kalo kembung itu jalannya malah jadi lama.Satu jam lebih pun berlalu, trek pendakian cukup sulit apalagi buat cewek manis, jalanan tanah dengan kemiringan 65 derajat, lumayanlah bikin ngos ngosan. Tapi puncak Gede terasa sangat manis, manis sekali..Langsunglah kita2 yang narisis ini ga mau melewatkan waktu untuk foto - foto, berbagai gaya berbagai pose, untuk aja ga nyemplung ke kawah. Selesai dah tuh foto-foto dan makan- makan, saat tutun pun tiba. Jangan disangka perjalanan turun menyenangkan..ooo ooow tidaaaaak..jalannya emang turun, tapi medannya ituuh..ga kuat sayaaah..intinya perjalanan mengahbiskan waktu 12 jam, dari jam 12 siang sampe jam 12 malem, mabooook..kaki pegel, udara dingin, suansana mencekam. alhamdulillah ga terjadi sesuatu yang mengerikan, alhamdulillah semua selamat.
Alhamdulillah, sampe kaki gede dengan kaki sakit tapi bahagia liat aspal, alhamdulillah karena syukur itu begitu nikmat setelah turun gunung. Alhamdulillah..
Dan saya pun menemukan alasan bahagia naik gunung, ketia syukur itu terasa manis di dada..

Monday, June 6, 2011

Ikhtiar menuju Pernikahan..

Membuka pagi ini dengan syukur atas rahmat Allah yang menggunung tingi, melaut luas, yang tidak bisa dihitung dengan kalkulator paling canggih di alam ini. Genap 24 tahun 3 bulan sepuluh hari, sudah dewasa ya, bukan waktu yang sebentar. target terdekat saat ini adalah menikah. Mudah - mudahan belum telat untuk target yang satu itu. Niat untuk menikah sih udah lama, baru benar-benar terfikirkan bulan november kemarin, apalagi setelah ikut kursus pranikah islami yang diselenggarakan Ar Rahman Quran Learning Center, Subhanallah ilmu yang di dapat benar - benar bermanfaat, dan didikan langsung dari orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Tenaga pengajarnya profesional psikolog pernikahan ibu Sitaresmi, Perencana Keuangan handal Bapak Ahmad Gozali, uztad - uztad ternama seperti Salim Muhdar, Bachtiar Nasir dan Khalid Basalamah tentang ilmu fiqh, model keluarga Rasulullah dan adab zifaf, dan juga profesor di bidang andrologi Bapak Wahyuning Ramelan, tak lupa juga ada bapak Bendri yang mengajarkan cara mengasuh dan mendidik anak yang baik. Yak, menurutku ini adalah sebuah awalan yang baik untuk memulai niat menikah, menjadi salah satu ikhtiar yang mudah-mudahan dicatat Allah sebagai jalan kebaikan dan usaha untuk memantaskan diri di hadapanNya. Mulai membaca buku tentang pernikahan, belum banyak, salah satunya sakinah bersamamu karangan Bunda Asma Nadia dan yang sekarang sedang dibaca adalah Surat Terbuka untuk para Istri karangan Abu Ihsan dan Ummu Ihsan. Buku yang bagus, isinya mendidik dengan bahasa yang ringan tapi sopan, membuatku sadar untuk banyak melakukan persiapan menuju gerbang pernikahan, Duhai Robb semoga memang pernikahan itu tidak lama lagi..
Ikhtiar lain juga udah donk, sudah nitip proposal ke Murobbiyah, dan sudah ada juga beberpaa ikhwan yang minta proposal, Duhai Robb kalau memang ada yang terbaik diantara mereka maka permudahlah. Hmmm,persiapan apalagi ya, liat-liat baju adat minang, liat - liat undangan, ngumpulin undangan..udaaah..berarti siap - siap jawab pertanyaan kalau ada yng di acc proposal ta'arufnya..bismillah,,semoga Juni ini ada jawaban..Allahuakbar,,luruskan niat,,semangaaaat!!