Saturday, September 4, 2010

ikhwan ga inisistif atau akhwat superior

“Allah tidak menghendaki untuk memberikan kamu sesuatu beban yang berat,tetapi ia berkehendak untuk membersihkan kamu dan menyempurnakannikmat-Nya kepadamu supaya kamu berterimakasih.” (QS:Al-Maidah: 6)

Hari ini lucu sekali,,baksos berjalan dengan lancar alhamdulullah, tp bukan baksosnya yang akan diperbincangkan, kali ini soal ikwan ga inisiatif atau akhwat superior.Ternyata masalahnya ga jauh-jauh.Beberapa bulan lalu anak LDK punya masalah yang sama, akhwatnya bilang "abis ikhwannya ga inisiatif sih mba", sedangkan dari ikhwannya bilang"akhwatny galak2 mba", pada saat itu aku cuma tertawa dan berguman dalam hati "duuh, ko masalahnya ga substansial gini sih". Ternyata masaah seperti itu wajar saja dialami oleh anak LDK, ditengah kesibukan yang padat kerjasama yang baikantara ikhwan dan akhwat sangat dibutuhkan. Bukan mau ngebelain akhwat, tapi kalo mau dihormati sebagai pemimpin ikhwan seharusnya juga memposisikan diri dengan bijak,misalkan saja ketika akhwatnya bolak balik ngangkat kardus,sebaiknya ikhwan inisiatif menawarkan bantuan, ga harus diminta dulu sama akhwwatnya "akh, bisa tolong bantu angkat",lalu dengan muka malas-malasan si ikhwan akan berdiri membantu akhwat tersebut. Yah memang men are from mars and wemen are from venus, tapi Allah menciptakan pria dan wanita untuk hidup berdampingan dan saling melengkapai kekurangan dan kelebihan satu sama lain.Saya rasa ikhwan dan akhwat manapun akan setuju dengan pernyataan barusan.
Akan terlihat tidak fair kalau saya hanya membahas dari satu sisi saja. Ikhwan biasanya cenderung jiper melihat akhwat yang sudah bisa dan biasa menghandle keadaan dengan baik tanpa bantuan ikhwan, para ikhwan ini merasa "akhwatnya udah bisa ko, lagian kan mereka ga minta tolong, so far oke donk, tidak perlu dibantu", padahal akhwatnya ngedumel setengah mati dalam hati.\Beginilah masalah miskomunikasi yang baru saja saya alami sore tadi.Yah, masalah sederhana tapi bisa timbul efek domino pada kerja dakwah.
Saya rasa sekian dan terima kasih..untuk solusi akan dibahas di catatan lain..

Wednesday, July 28, 2010

Rindu..



Hey..
rindu sekali berbincang denganmu..
rindu rasanya berbagi cerita
rindu duduk berjauhan tapi sesekali menatap keberadaanmu
rindu berjalan beriringan dengan pikiran masing-masing
rindu...

Entah bila ditakdirkan atau tidak

Cukuplah rindu ini sebagai pengingatku padamu..


Monday, July 5, 2010

3 Cinta 2 Dunia 1 Hati


Kabar apa Senin ini..
Aku sedikit meresume sebuah film Indonesia yang baru saja ditonton, judulnya "3 cinta 2 dunia 1 hati".Awalan aku tidak tertarik untuk menonton film ini,"paling akan sama saja dengan film Indonesia lainnya"..tapi takdir berkata lain, entah apa tujuan Allah untukku tapi aku yakin ibroh yang baik dari film ini.
Film ini terinspirasi dari novel yang berjudul Da Peci Code, yang dari dulu ingin sekali aku membacanya, tapi sampe sekarang belom kesampean..Bercerita tentang seorang pemuda keturunan Arab yang mempunyai hubungan spesial dengan perempuan muda keturunan tiong hoa, perbedaan suku bisa jadi menjadi suatu penghalang dalam sebuah hubungan di masyarakat kita, tetapi yang lebih mendasar adalah adanya perbedaan agama diantara keduanya. Oh iya saya lupa menyebutkan nama tokohnya, tokoh pemuda keturunan Arab tersebut bernama Rosyid diperankan oleh Reza Rahardian ,sedangkan sang gadis tiong hoa bernama Delia yang diperankan oleh Laura Basuki. Dalam poster film tersebut ada lagi seorang perempuan cantik berjilbab adalah Arumi Baschin yang berperan sebai Nabila.
Hubungan antara Rosyid dan Delia berjalan sangat baik, sampai akhirnya mereka berpikir mau dibawa kemana tujuan hubungan ini, intrik pun bukan hanya terjadi karena kedekatan mereka, Rosyid yang mempunyai rambut kribo ala Ahmad Albar pun menjadi sasaran empuk kemarahan Abaknya yang mati-matian ingin anaknya cukur rambut.Segala cara dikerahkan Abak untuk membuat anaknya mau memangkas rambut kribo tersebut, dari mualai air putih yang diberi doa,sampai caci maki secara langsung, tetapi tidak emmbuat rosyid patah arang untuk tetap memelihara rambutnya. Kelucuan-kelucuan pun banyak terjadi. Menurutku sebgai pencinta film, sutradara berhasil mengemas film ini dengan sederhana tapi tidak melenceng dari tujuan utamanya.
Setiap tokoh bermain mengalir, tidak membosankan untuk film yang berdurasi hampir satu jam tersebut.Lucu dan menghibur.
Satu ibroh yang bisa aku tangkap dari film ini, hmmm yang cocok juga buat ku, bahwa siapa dan apa yang kita usahakan saat ini, belum tentu akan jadi hak kita, semua akan indah pada waktunya, karena setiap pengalaman hidup yang kita lewati sebelum bertemu dengan jodoh kita kelak akan menjadi pelajaran yang membuat kita semakin dewasa dalam menyikapi pemasalahan hidup.

Terima Kasih Allah, telah engkau takdirkan aku menonton film ini, alangkah indahnya memasrahkan segalanya pada Mu..Siapapun menurutMu yang terbaik..

Friday, April 16, 2010

Seperti Fathimah kepada Ali



Kisah pertama ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”
Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.
Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.
Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,
dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)
Fathimah berkata kepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
Kisah ini disampaikan disini,
bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an
Kisah ini disampaikan
agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah
bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi
dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu
Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba.

Sumber: http://aisyahkecil.wordpress.com

Monday, April 12, 2010

sore melankolis



Numpang curhat aye...
hampirDua tahun berlalu dia ada d hariku..ada di hatiku..
Ga terasa berlalu..tapi berasa banget buat ku..
Ngelewatin malem - malem kangen..berguman sendiri "kemana yah si ganteng?",
If you know, perasaan itu udah ada sejak aku semester lima k, waktu kuliah dulu, waktu baru2 kenal dia, lucu ya..anak kuliah banget..
padahal dulu jenjangnya jauh banget, dia ud jadi ketua sebuah oraganisasi, aku masih abdi dalem..dan mukamu itu looh yang jutek pisan,..lewat sudah beberapa tahun, tapi aku masih inget..
Bareng2 ikut kegiatan..kita belum apa apa..belum seperti sekarang..masih bocah..sekarang dia berbeda..pasti banyak yang mau..ganteng, kerja di instansi pemerintah paling bonafit, sholeh, hafalan Qurannya banyak..
dia, begitu bagiku..
Beberapa tahun berselang..kami bareng lagi..satu organisasi lagi,tapi keadaanya berubah..semua semakin dewasa,,aku bukan anak kuliah lagi tahun lalu usiaku 22 dia 24, klop ya..hehe..sama2 baru jadi CPNS ditempat yang beda tapi,,
Bukan itu yang membuat kami intens berkomunikasi, secara disengaja atau tidak, dia ngegantiin katua divisi ku..jadi "deket" lagi, as partner..
Tapi bukan cuma partner buat ku, lebih dari sekedar teman..andai dia tau ya..
beberapa bulan sering berkomunikasi cukup membuatku menanamkan dia dalam hati..
okelah..tidak berharap banyak jadi calon istrinya..hanya kalau dia menikah nanti ak sudah siap menerima kalu dia memang bukan untukku..
dia..saat ini disini, di hatiku..

Wednesday, April 7, 2010

jadi ikhwan jangan cengeng (jadi akhwat juga kaliii...)

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana? digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Abis nonton film palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..
Ketemuan di mol yang banyak taman..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan..
Oh romantisnya, dunia pun heran..
Kalo ketemu Murabbi atau binaan..
Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Murabbi atau binaan?
Sama Allah? Nggak kepikiran..
Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir..
Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..
Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..
Suruh tenang dan berdzikir..
Malah tangan yang ketar-ketir..
Leher saudaranya mau dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Malah nyari Aminah..
Aminah dapet, terus Walimah..
Dakwah pun hilang di hutan antah berantah..
Dakwah yang dulu kemanakah?
Dakwah kawin lari.. lari sama Aminah..
Duh duh... Amanah Aminah..
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama Aminah..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto akhwat..
Dicari yang mengkilat..
Kalo udah dapet ya tinggal sikat..
Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat..
"Assalammu'alaykum Ukhti, salam ukhuwah.. udah kuliah? Suka coklat?"
Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat ..
Akhwatnya terpikat..
Mau juga ditraktir secara cepat..
Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat...
yaudah.. langsung TEMBAK CEPAT!
Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat..
badan goyang-goyang kayak ulat..
Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat..
Kasusnya sih kebanyakan yang 'gulat'..
Zina pun menjadi hal yang nikmat..
Udah pasti dapet laknat..
Duh.. maksiat.. maksiat...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Ilmu nggak seberapa hebat..
Udah mengatai Ustadz..
Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat..
Baca qur'an tajwid masih perlu banyak ralat..
Lho kok udah berani nuduh ustadz..
Semoga tuh otaknya dikasih sehat..

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Status facebook tiap menit ganti..
Isinya tentang isi hati..
Buka-bukaan ngincer si wati..
Nunjukkin diri kalau lagi patah hati..
Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri..
Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati..
Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan..
Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut kebingungan..
Oh kasihan.. Mendingan cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan..
Mau jadi putih nggak kuat nahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Diajakain dauroh alasannya segudang..
Semangat cuma pas diajak ke warung padang..
Atau maen game bola sampe begadang..
Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang..
Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang..
Duh.. berdendang...

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Bangga disebut ikhwan.. hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah..
Hidup sekarang jadinya agak mewah..
Hidup mewah emang sah..
Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo..
Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro..
Murabbi ikhlas dibikin melongo..
Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..
Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo..
Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo..

Oh noo...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...

Akhi... banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan..
Dimanapun harokahnya...

Akhi.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..
Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm... Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..

Akhi.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan... karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..

Akhi.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah...

Akhi.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan..... dakwah ini berat akhi.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan... tak ada kata-kata 'Jadilah..!' maka hal itu akan terjadi.. yang ada 'jadilah!' lalu kau bergerak untuk menjadikannya.. maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah... ilmu yang kau jadikan ia menjadi...

Akhi.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari..
Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama...?
Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..
Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..
"Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu... Kuatkanlah ikatan kami..."

"Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu."

"Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar."

"Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu."

"Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka."

Aamiin Allahumma aamiin.

~~~
Tulisan ini diperuntukkan untuk yang merasa.. sama sepertiku yang juga merasa... Semoga dikuatkan.. Amiieenn...

Depok, 18 Maret 2010
Muhammad Maula Nurudin Al-haq

*Doa Rabithah di atas silahkan ditanggapi jika ada yang mau menanggapi..

Wallahu A'lam...

Terinspirasi dari status seorang ikhwan, yang ternyata judul artikel ini..
jadi akhwat juga ga boleh cengeng..
http://lantunanhujan.blogspot.com/2010/03/jadi-ikhwan-jangan-cengeng.html

Monday, April 5, 2010

pelangi..



heeeey...aku selalu suka pelangi..
pelangi setelah hujan,tandanya selalu ada senyum di setiap akhir ujian..entah kenapa aku selalu suka pelangi..like everybody does..
Gradasi warna di sudut hujan..

However, hari ini tes toefl sebagai langkah awal beasiswa s2..huaaaaa...ga ada persiapan sama sekali..gawaaat...sari semalem sempet baca2 buku toefl, memperkirakan soal yang akan keluar..ternyata meleset sudah saudara2...
Berhubung hampir tiap hari ngeliatain angka2, and english is not mine anymore..
bener2 nembak tapa liat soal..wuuuih.now, i know why preparation is needed..

Jadi terfikir, untuk mengulang ambil preparation TOEFL lagi..Insya Allah ada tes-tes berikutya yang membutuhkan keahlian menjawab soal TOEFL..yaaah...emang udah saatnya mengajak otak untuk mengingat ingat lagi bahasa Inggris, and soon english is going back to be mine..

Kembali merebut pelangi ku..

Friday, January 15, 2010

i'm om my way to 23,,

Let it rain, just like any other day..
Yeah I'm on my way to 23, ga terasa, hahaha..bentar lagi 23 perasaan baru kemaren deh prajab ulang tahun ke 22,setahun hampir berlalu,and everythinh has been going very fine..
Pencapaian di usia 23 yang blm tercapai is getting married, tabungan juga ga punya,hahaha, harus rajin menabung nih,
Buat ku usia 23 berarti lebih matang, dalam berfikir,bersikap, mempososokan diri,sabar, dewasa, and happy,yang paling penting memaknai hidup dengan rasa syukur,amiiin..
Jadi inget Indonesia, bangsaku yang benar2 sedang memaknai demokrasi, Jakarta yang sedang memknai statusnya sebagai metro polutan baru di jagad raya,.
Semoga semuanya lebih baik di tahun ke 23,cheer up..

Sunday, January 10, 2010

2010 : Tahun menabung..

Alhamdulillah, sudah masuk tahun 2010 di hari yang ke 10 berarti 10 Januari 2010 atau 10012010 bagus juga angkanya ya..hihihi..jadi begini masuk awal 2010 aku berencana untuk mencanangkan 2010 sebagai tahun menabung alasannya adalah ake ngerasa setaun kerja ko tabungan masih betah di kisaran 0-500rb,itu juga susah banget naekinnya..ada aja kebutuhan yang bayar cicilan mobil, eeeh mupeng banget pengen punya BB juga alhasil di awal 2010 tepatnya seminggu yang lalu dengan semangat 2010 dateng k counter HP buat beli BB, tabungan yang udah beranjak naik ke posisi 2 juta sekian harus masygul turun ke posisi 0 rupiah...great..
Seneng banget punya BB hahaha..tapi trnyata banyak konsekuensi punya BB yang sulit diterima,yaitu biayanya..hmmm...untuk rincian biaya BB bisa di liat di web provider nya aja ya...
Selain biaya BB,ada aja yang kondangan (iri tanda tak mampu)which is kalo banyak kondangan berarti banyak juga biaya yang harus dikeluarin,bensin+angpao,yaaah kalo kondangan sebulan 2x yaaah luyan juga tuh pengeluarannya..atau ada undangan lain kaya ulang tahun dll,,
Next, mobilku tersayang qo minta diperhatiin banget siiih...koplingnya jadi ga enak,trus ada bunyi gluduk gluduk yang sampe saat ini blm teridentifikasi dari mana sumbernya..tadi pagi aku ke bengkel daaaan kira2 servis mobil dan bla bla bla bisa berkisar 2 juta an,fiiiiiuhhhh....
Jadi berfikir kalo kaya gini mah malah defisit kapan aye bisa nabung,,,
Jadi bingung menyiasati pengeluaran biar ga lebih pasak dari tiang,tp emang banyak perlu dipenuhi c..
Sometimes jadi ga pake logika,lagian kan emang Allah maha kaya Dialah sang Maha Pemberi rejeki dari arah yang ga diduga-duga..
Yakin diluar sana masih bayak yang lebih susah dari pada aku,,mudah2an Allah melindungi dari hutang dan harta yang ga baik amiiin..
Tetap optimis mencanangkan 2010 sebagai tahun menabung!!

Semangat ya lia...hui hui..